Sunday 12 April 2015

Sadikit haja lah




 Saya bernama M.fitriyadi Saputra nama panggilan Putra, namun entah siapa yang memulai ada yang memanggil Fitri, terdengar seperti nama prempuan dan memang merupakan nama perempuan pada umumnya, saya lahir di sebuah desa yang tenang di pedalaman provinsi Kalimantan selatan tepatnya di desa Lampihong kecamatan Lampihong Kabupaten Balangan, pada tanggal 03 maret 1995. Saya anak pertama  dari dua orang bersaudara yang lahir dari orang tua yang luar biasa nama ayah saya Syaberan dan Nama ibu saya Herlenawati, dua orang inilah yang memiliki jasa yang luar biasa bagi hidup saya karena tanpa mereka lah saya tidak akan berdiri seperti sekarang ini dan bahkan saya tidak ada di dunia ini.
            Pada umur 6 tahun saya mulai meniti perjalanan hidup saya terutama dibidang pendidikan  pada umur tersebut saya masuk TK pertiwi di Kab.Kota Baru, setelah itu setelah selesai mengenyam pendidikan dasar tentang orientasi bermasyarakat atau belajar sosiologi dasar tentang pertemanan dan bermain bersama. Setelah semua itu saya melanjutkan ke SDN Dirgahayu 2 alhamdulillah waktu SD menduduki peringkat 3 besar, selama di SD tidak ada hal yang berpengaruh besar bagi hidup saya, namun sesuatu mulai berubah setelah saya memilih untuk masuk ke Madrasah Tsanawiyah ( MTs ) Model Darussalam Martapura, disitu saya mendapat banyak masukan tentang agama dan sebagainya. Setelah 3 tahun di MTs maka saya melanjutkan ke Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah di Amuntai, di sana saya banyak belajar tentang bagaimana rasanya hidup jauh dari orang tua, keluarga, dan lain-lain. Disana juga saya belajar tentang berorganisasi karena pada kelas 2 saya di beri kepercayaan untuk menjadi ketua Wisma yang notabenenya membawahi para santri di asrama tersebut. Disitu merupakan titik perubahan dalam hidup saya.
            Setelah selesai berpendidikan di Pondok tersebut, timbul kebingungan untuk masuk ke perkuliahan apa, dan dimana. Di saat itu berbagai kampus saya datangi dari jalur beasiswa ke dokteran berbasis Islam sampai ke jurusan perawat dan semua itu pun gagal saya masuki, sampai akhirnya saya mendaftar di kampus di daerah saya. Namun orang tua saya menghanjurkan tuk mendaftar di IPDN kecil harapan tuk masuk ke Lembaga ini karena di lihat dari IPDN merupakn tempat belajarnya orang –orang yang berduit dan memiliki jabatan yang tinggi di suatu daerah. Hal ini justru menciutkan keinginan saya karena tidak mau menjadi beban untuk orang tua saya yang bekerja sebagai Guru di SMP. Namun karena dorongan dan dukungan orang tua lah tetap saya melangkah untuk mendaftarkan diri di IPDN.
            Pada saat seleksi IPDN saya sudah berkuliah selama 3 bulan di kampus daerah, tahap demi tahap saya lalui sampai akhirnya pengumuman masuk pantukhir, di saat itulah pertama kali saya membuat orang tua saya menangis, menangis bahagia melihat anaknya masuk  seleksi pantukhir. Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT berkat nikmat yang telah diberikan-Nya saya di kukuhkan bersama kurang-lebih 2000 orang yang berhasil melewati seleksi menyisihkan puluhan ribu pendaftar di IPDN.
            Pendidikan pun dimulai, tahap demi tahap sudah dijalani dari Capra, hingga Muda, dan sekarang sudah berada di tahap Madya Praja, dan saya termasuk dari sebagian besar praja yang mendapat kesempatan berpendidikan di regional yang tersebar di 7 provinsi di seluruh Nusantara. Dan IPDN kampus Kalimantan Barat lah yang menjadi tempat saya berproses menuju tahap selanjutnya Nindya Praja.
            Mungkin itu yang dapat saya sampaikan di kesempatan yang diberikan ini, terima kasih atas kesempatannya kaka kader pengkaderan sekretariat IPDN kampus Kalimantan Barat.

No comments:

Post a Comment